Saya tertawa dalam hati ketika sepupu saya yang baru duduk di bangku kelas empat sekolah dasar tertawa kecil bersama temannya seakan menyimpan cerita. Saya semakin penasaran, dengan langsung menanyakan apa yang sedang mereka perbincangkan. Bagi sebagian orang sebenarnya ini biasa, tapi bagi saya cukup mengejutkan: mereka membahas foto profil facebook teman kelas mereka.
Lain lagi dengan sepupu saya yang acap lalai ketika sudah berurusan dengan telepon pintarnya. Bahkan, anaknya, yang juga keponakan saya sering terlewatkan dari pengawasan Ibunya. Karena sepupu saya ini dengan asyik 'surfing' berburu barang bagus di salah satu portal jual-beli.
'This is it!' Dunia tanpa batas: borderless. saat ini siapa saja bebas mengakses apa saja. tidak peduli entah itu di pedesaan atau juga perkotaan. Seakan-akan dunia kembali kepada visi Henry Ford "semua harus berwarna hitam".
Bahkan Gayo Lues yang secara geografis semestinya mata rantai distribusi harus melewati beberapa wilayah lain, kini abai hanya dengan satu klik tombol Beli dari telepon genggam. Begitu juga sebaliknya, masyarakat perkotaan yang bahkan antara satu sama lain dari mereka tidak saling kenal, saling bertransaksi. Anehnya, pedagangnya berasal dari satu desa di Gayo Lues. Benar-benar dunia tanpa pembatas: Borderless.
Tulisan ini juga di sharing pada grup facebook: Keber Ni Gayo --- juga terintegrasi dengan http://lovegayolues.blogspot.com
Follow juga twitter: LoveGayoLues
-
Powered by Telkomsel BlackBerry®